Belilah Indonesia!
Ma’had Al-Ishlaah, Tingkir Lor,
Salatiga. Tanggal 28 September 2014
pukul 19.47 WIB. Semester 7
Aku terpaku mendengar penuturan
seorang motivator yang membicarakan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya dan
kita, sebagai seorang pemuda haruslah membeli Indonesia beserta asetnya agar
menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bukannya termotivasi, justru aku tertawa
sendiri bahkan sampai terbahak-bahak melihat kebodohan dari pemerintah dan
rakyatnya yang mau-mau saja membeli produk dari luar negeri yang bahan bakunya
dari Indonesia. Dan itupun harganya jauh lebih tinggi dari bahan bakunya.
Itupun pajak yang terpotong sangatlah kecil dari keuntungan pertahun yang para
investor dapatkan. Karyawan murah, tanah untuk investasi yang murah, pajak
murah, tetapi keuntungan besar bagi mereka. Bodoh.
Ingatlah, anak cucu kita juga harus
merasakan nikmat yang kita rasakan sekarang ini. Janagn pikirkan kebutuhan kita
sekarang saja, tetapi juga kebutuhan mereka dan tentunya, kebutuhan orang lain.
Karena kita harus membangun Indonesia melalui
menanamkan modal di negeri
sendiri, menghidupkan pasar tradisional, mendirikan dan menghidupkan koperasi,
membeli aset Negara yang telah dijual oleh negeri sendiri ke pihak luar
negeri.
Tetapi memang benar, kami sebagai
pemuda Indonesia, generasi emas, harus merubah dan merevolusi sistem yang telah
69 tahun bertahan ini. Penjajahan sistemik harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan peri-kemerdekaan Indonesia dan peri-kebudayaan luhurnya. Kita sudah
diatur mindset kita bahwa kita harus memakai produk-produk dari luar. Padahal
mungkin 500 tahun ke depan, kita akan menjadi fosil dan diolah menjadi BBM.
Dimana akal nurani kita? Kita harus membenahi ini semua. Mari bangun umat lewat
berjuang untuk komitmen pada produk lokal Indonesia. Yang ramah lingkungan,
bermutu tinggi dan murah.
Mulai sekarang, kita, dan disini, di
Indonesia yang subur dan kaya raya ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar