Senin, 29 September 2014

Beli Indonesia

Belilah Indonesia!
Ma’had Al-Ishlaah, Tingkir Lor, Salatiga.  Tanggal 28 September 2014 pukul 19.47 WIB. Semester 7
Aku terpaku mendengar penuturan seorang motivator yang membicarakan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya dan kita, sebagai seorang pemuda haruslah membeli Indonesia beserta asetnya agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bukannya termotivasi, justru aku tertawa sendiri bahkan sampai terbahak-bahak melihat kebodohan dari pemerintah dan rakyatnya yang mau-mau saja membeli produk dari luar negeri yang bahan bakunya dari Indonesia. Dan itupun harganya jauh lebih tinggi dari bahan bakunya. Itupun pajak yang terpotong sangatlah kecil dari keuntungan pertahun yang para investor dapatkan. Karyawan murah, tanah untuk investasi yang murah, pajak murah, tetapi keuntungan besar bagi mereka. Bodoh.
Ingatlah, anak cucu kita juga harus merasakan nikmat yang kita rasakan sekarang ini. Janagn pikirkan kebutuhan kita sekarang saja, tetapi juga kebutuhan mereka dan tentunya, kebutuhan orang lain. Karena kita harus membangun Indonesia melalui
menanamkan modal di negeri sendiri, menghidupkan pasar tradisional, mendirikan dan menghidupkan koperasi, membeli aset Negara yang telah dijual oleh negeri sendiri ke pihak luar negeri.
Tetapi memang benar, kami sebagai pemuda Indonesia, generasi emas, harus merubah dan merevolusi sistem yang telah 69 tahun bertahan ini. Penjajahan sistemik harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemerdekaan Indonesia dan peri-kebudayaan luhurnya. Kita sudah diatur mindset kita bahwa kita harus memakai produk-produk dari luar. Padahal mungkin 500 tahun ke depan, kita akan menjadi fosil dan diolah menjadi BBM. Dimana akal nurani kita? Kita harus membenahi ini semua. Mari bangun umat lewat berjuang untuk komitmen pada produk lokal Indonesia. Yang ramah lingkungan, bermutu tinggi dan murah.

Mulai sekarang, kita, dan disini, di Indonesia yang subur dan kaya raya ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar