Selasa, 19 Agustus 2014

MAJOI....MALU AKU...

SEHARUSNYA AKU BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA, NYATANYA AKU MALU
Tengaran,  16 Agustus 2014 Jam 20.30 WIB. Semester 7
17 Agustus 2014 adalah momen bersejarah bagi bangsa ini. Lomba tingkat RT untuk anak-anak digelar. Gapura masuk desa dicat ulang dengan warana serba merah-putih. Bendera dan umbul-umbul dikibarkan di tepi jalan. Meriah sekali.semarak latihan paskibraka juga muncul di setiap kecamatan. Karnaval-karnaval dan pesta rakyat seperti dangdutan diadakan.
Para pahlawan itu tidak memberikan teladan dalam menunjukkan kita akan perayaan kemerdekaan dengan hal-hal seperti di atas. Tetapi mereka berharap kita untuk tetap berkarya dan belajar, berprestasi. SDA yang kaya dan tanah yang makmur justru
dijual ke luar negeri bukan untuk kesejahteraan rakyat. Pulau dijual, TKI dijual dan disiksa. Harta Negara dirampok. Hukum dijual. Kesehatan dan pendidikan dijual. Kedaulatan dipermainkan. Kebudayaan dikotori. Semuanya untuk kepentingan pribadi.
Mana itu kata merdeka? Banyak orang dari kita mulai memperjuangkannya kembali. Tetapi justru ditangkap dan dipenjara atau dibunuh bahkan. Disebut-sebut sebagai penjahat HAM. Mana arti kata nurani? Sementara itu kita justru memanfaatkan situasi ini dengan bersenang-senang. Malas-malasan. Diajak upacara kemerdekaan saja banyak yang berteduh atau pura-pura pingsan. Kita telah dibutakan oleh teknologi yang memaksa kita untuk hidup praktis, tidak disiplin, dan meremehkan segala sesuatu yang mengarahkan bangsa ini maju.

Kita juga dijadikan tuli dengan doktrin luar bahwa jika kita berwisata ke luar negeri itu adalah keren. Sehingga kita lupa akan keindahan negeri yang hijau dan indah ini. Seharusnya orang luar negeri itu yang ke negeri ini, bukan sebaliknya. Malu aku jadi orang Indonesia (MAJOI). Renungkan, hayati, dan lakukan perubahan mulai sekarang! Mari bersatu untuk Indonesia emas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar