SEHARUSNYA AKU BANGGA MENJADI ORANG
INDONESIA, NYATANYA AKU MALU
Tengaran, 16 Agustus 2014 Jam 20.30 WIB. Semester 7
17 Agustus 2014 adalah momen
bersejarah bagi bangsa ini. Lomba tingkat RT untuk anak-anak digelar. Gapura
masuk desa dicat ulang dengan warana serba merah-putih. Bendera dan umbul-umbul
dikibarkan di tepi jalan. Meriah sekali.semarak latihan paskibraka juga muncul
di setiap kecamatan. Karnaval-karnaval dan pesta rakyat seperti dangdutan
diadakan.
Para pahlawan itu tidak memberikan
teladan dalam menunjukkan kita akan perayaan kemerdekaan dengan hal-hal seperti
di atas. Tetapi mereka berharap kita untuk tetap berkarya dan belajar,
berprestasi. SDA yang kaya dan tanah yang makmur justru
dijual ke luar negeri
bukan untuk kesejahteraan rakyat. Pulau dijual, TKI dijual dan disiksa. Harta
Negara dirampok. Hukum dijual. Kesehatan dan pendidikan dijual. Kedaulatan
dipermainkan. Kebudayaan dikotori. Semuanya untuk kepentingan pribadi.
Mana itu kata merdeka? Banyak orang
dari kita mulai memperjuangkannya kembali. Tetapi justru ditangkap dan
dipenjara atau dibunuh bahkan. Disebut-sebut sebagai penjahat HAM. Mana arti
kata nurani? Sementara itu kita justru memanfaatkan situasi ini dengan
bersenang-senang. Malas-malasan. Diajak upacara kemerdekaan saja banyak yang
berteduh atau pura-pura pingsan. Kita telah dibutakan oleh teknologi yang
memaksa kita untuk hidup praktis, tidak disiplin, dan meremehkan segala sesuatu
yang mengarahkan bangsa ini maju.
Kita juga dijadikan tuli dengan
doktrin luar bahwa jika kita berwisata ke luar negeri itu adalah keren.
Sehingga kita lupa akan keindahan negeri yang hijau dan indah ini. Seharusnya
orang luar negeri itu yang ke negeri ini, bukan sebaliknya. Malu aku jadi orang
Indonesia (MAJOI). Renungkan, hayati, dan lakukan perubahan mulai sekarang!
Mari bersatu untuk Indonesia emas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar