KAPITALISME,
KATALISME, MUNAFIKISME, DAN SETANISME
Ma’had
Al-Ishlaah, Tingkir Lor, Salatiga. 23 Agustus 2014 Jam 23.26 WIB
Tak q sangka STAIN Salatiga kini
telah berubah drastis. Semenjak OPAK 2014 dari rangkaian OPAK DEMA hingga
inagurasi, membuat q sedikit kecewa atau bahkan banyak sekali. Pertama kali,
OPAK DEMA, agenda yang seharusnya menjadi awal dari pengenalan kembali agama
Islam di Kampus ini, justru menjadi ajang pemikiran praktis. Karena di sisi
lain peserta diberi penugasan, panitia senior memberikan keringanan jawaban
penugasan. Ini adalah hasil dari pemikiran pragmatis-praktis. Salah satu dari
telur yang menetas dari era kapitalisme. Lalu pimpinan lembaga, khususnya Wakil
Ketua II yang anti- uang DP membuat acara harus menekan tingkat stress panitia
hingga level 8. Hampir meledak otak tuh! Ini adalah salah satu tirani
arogan dari lembaga yang juga merupakan produk kapitalisme-radikalis. Bagaimana
bisa lembaga mendidik UKM dengan cara pragmatis dan kolot seperti itu. Mau
jadi apa penerus bangsa ini nantinya?
Lalu OPAK HMJ-Tarbiyah yang kacau
sekali. Masak kepanitiaan diambil alih oleh Kepegawaian ceng-ceng po? Jeant
tenan, ncen kopet kabeh og. Dan masalah bakti sosial berupa menanam
rumput gajah yang awalnya difasilitasi oleh Unit Pelayanan Kemahasiswaan (UPK).
Justru menjadi ajang bisnis karena mahasiswa disuruh membayar ganti dari
pembelian rumput gajah itu. Yang ini membuat panitia dilemma dan hampir saja
pada balik kanan membubarkan diri. Iya jelaslah kan nurani masih dibutuhkan
oleh mereka panitia.
Lalu 3 Seminar yang beragam konflik
terjadi karena kekolotan lembaga. Pertama Orientasi Dasar Keislaman (ODK). Yang
bermasalah hanya karena ada peserta melapor bahwa
jika panitia tidak
mengijinkan pulang peserta yang sakit. Dan jika pulang, maka harus mengulang
tahun depan. Akhirnya Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan memarahi satu cewek
panitia. Dan itu membuatnya trauma dan shock. Benar-benar kejahatan
sistemik. Lalu seminar Achievement Motivation Training (AMT) yang hanya
karena banyak peserta yang keluar dan UPK kembali melarang mereka untuk keluar
padahal alasannya sepele, hanya karena toilet tempat acara airnya habis. Jeant,
kapitalis tenan og!
Yang paling parah adalah inagurasi.
Masak mahasiswa dikenalkan dengan potret Islam garis keras yang intoleran?
Islam tidak seperti itu. Lalu ornament setan yang dipasang di bawah pohon
beringin. STAIN apa setan sih sekolah ini? Lalu lagu rock yang dipenuhi
oleh mahasiswa yang pada njoget rame di depan panggung. Sisi Islamnya mana? Islam
apa ISIS sih ini mahasiswanya.
Udah njoget nggak karuan ada yang mau
berantem lagi. Ini bukan tujuan OPAK tahu! OPAK tujuannya adalah
mengenalkan kepada mahasiswa bahwa kampus ini adalah benteng dakwah Salatiga
bukan markas para komplotan penjahat katalisme. Semua adalah kemunafikan. Semua
setan berkumpul terbahak-bahak melihat aktivitas para penyembahnya. Agaknya,
memang harus segera diperbaiki moral mahasiswa ini dengan kegiatan dakwah,
fikir, dan dzikir. Mulai dari sekarang. Biar kampus ini bersih dan damai
sejahtera, loh! Kayak Negara aja ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar