Sabtu, 09 Desember 2017

makalah S2 Manajemen PAI: Metodologi Penelitian Pendidikan Analisis Data

BAB I
PENDAHULUAN
I.                   Latar Belakang Masalah
Dalam membuat penelitian terdapat tahap-tahap yang harus dilalui. Seperti: merumuskan masalah, merumuskan tujuan penelitian, memilih jenis penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, sistematika penulisan penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian. Hal-hal tersebut adalah langkah-langkah yang bertujuan agar dapat diakui sebagai hasil penelitian dan dapat menjadi rujukan bagi penelitian yang baru.
Sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa strata dua, diharapkan dapat menghasilkan riset yang berbobot dan layak dipublikasikan di jurnal ilmiah. Baik yang sudah terakreditasi maupun belum, baik yang berskala nasional maupun internasional. Menurut Maslikhah (2013: 47), Seorang mahasiswa S2 juga harus mampu membuat thesis yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan skripsi, mengungkapkan teori baru dengan menguji satu atau lebih hipotesis untuk mendapatkan gelar magister. Maka untuk mengkaitkan antara hipotesis dengan temuan data dan teori, sangat diperlukan pemahaman yang baik mengenai salah satu tahap penelitian yaitu analisis data. Dalam makalah ini, akan dipaparkan secara urut apa saja yang menjadi bagian dari analisis data dan bagaimana kiat-kiat membuat analisis data yang ilmiah dan dapat diterima sebagai hasil penelitian.
II.                Rumusan Masalah
1.      Apa saja rincian yang terdapat pada tahap analisis data?
2.      Bagaimana cara membuat analisis data yang tepat dan baik pada sebuah penelitian?
III.             Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui dan mengkaji secara mendalam mengenai hal-hal yang yang harus diperhatikan terkait pada analisis data pada suatu penelitian.
2.      Untuk mengetahui dan mengkaji secara mendalam proses analisis data pada sebuah riset penelitian.















BAB II
 Pembahasan

A.    Pengertian dan Maksud Analisis Data Penelitian
Tahapan akhir dari sebuah penelitian baik dalam bentuk jurnal, skripsi maupun tesis adalah analisis data. Analisis data adalah
kegiatan pengolahan data untuk mengklopkan antara rumusan masalah dengan hipotesis atau untuk menemukan kesimpulan yang memuat temuan baru baik berupa alasan maupun teori.
Menurut Musfiqon (2012: 149), Kegiatan ini dilaksanakan setelah data-data penelitian terkumpul dan direduksi oleh peneliti sesuai rumusan/fokus masalah yang diteliti. Dalam tahapan penelitian kuantitatif, analisis data disajikan dalam bentuk kuantitatif dan ditabulasikan. Biasanya penulis menemukan fakta bahwa penelitian kuantitatif lebih menggunakan model-model statistika daripada mencocokkan teori dengan kenyataan. Sementara pada penelitian kualitatif, justru harus memahami jenis data terlebih dahulu. Sebab, dengan memilah jenis data dan menentukannya, akan diperoleh cara analisis yang berbeda pula untuk diterapkan dalam mengolah data tersebut.
Berikut akan saya cantumkan beberapa jenis data penelitian yang biasa digunakan:
1.      Data bentuk teks
Data dalam bentuk ini memuat fakta berupa teks, seperti dokumen, pengumuman, surat, spanduk, buku, surat kabar, hasil belajar dan sebagainya. Dalam bentuk teks, ada pesan khusus yang dapat menjadi bahan analisis masalah penelitian.


2.      Data bentuk gambar
Gambar dapat menjadi bukti atas fakta untuk kepentingan ilmiah. Dapat berupa foto, gambar, animasi, lukisan, dan lain-lain. Jika fokus masalahnya adalah konteks pendidikan, maka dapat menyertakan foto kegiatan, foto dinamika sekolah, struktur organisasi sekolah, rencana keuangan dan data siswa, dan sebagainya.
3.      Data bentuk suara
Suara merupakan hasil rekaman berupa pemikiran, tanggapan, kritik dan nasehat. Data suara ini dapat direkam dalam sebuah kaset, disk yang dapat menyimpan data dari informan/narasumber. Data suara didapatkan dari hasil wawancara saat pengambilan data penelitian.
4.      Data bentuk kombinasi 
Sesuai dengan bentuknya, data kombinasi bisa berupa suara, teks, gambar ataupun gabungan dari ketiganya. Data dalam bentuk kombinasi dapat disimpan dalam bentuk video, film atau sejenisnya.
Seperti yang telah kita ketahui di perkuliahan S1, data dapat kita sebut sebagai data primer dan data sekunder. Data dapat pula bersifat kuantitatif dan kualitatif jika berupa non-angka. Kesesuaian antara jenis data dengan teknik analisis data dapat mempengaruhi hasil penelitian. Maka sangatlah perlu kita memahami jenis, macam, sifat data dan teknik analisis yang kita gunakan dalam sebuah penelitian.
B.     Ragam dan Tahapan Analisis Data
Dalam sebuah penelitian, kita tentu mengenal ragam analisis data yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1.      Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis yang mendasarkan  pada kemampuan otak/pikiran dari peneliti, bukan pada rumus-rumus yang bersifat statistik. Dalam analisis kualitatif, kemampuan untuk mensinergikan kesesuaian antara data-data secara sistematis (memilih mana yang penting dan memutuskan mana yang akan diceritakan kepada orang lain) sangat menentukan proses analisis dan penarikan kesimpulan suatu penelitian. Maka untuk memahami cara menganalisis secara kualitatif, diperlukan langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
a.       Mengorganisasi data
Organisasi data dilakukan agar kita memahami rincian data dan ia termasuk jenis data apa. Apakah berupa kata, kalimat; gambar; atau suasana. Menurut Moeloeng (2011:251), Peneliti juga dapat melakukan pengkodean untuk sumber, jenis resposden, dan cara pengumpulan data. Contoh untuk jenis responden GSD=Guru SD, PSMP=Pengawas Guru SMP, dan sebagainya. Contoh untuk cara pengumpulan data misalnya W=Wawancara, P=Pengamatan, DR=Dokumen Resmi, DP=Dokumen Pribadi, dan sebagainya. Dengan begitu, selanjutnya kita akan mudah untuk membuat kategori data.
Kegiatan ini disebut juga menyajikan data terfokus. Jangan sampai data yang kita gunakan justru menyimpang dari topik pembahasan. Data yang tersaji, dapat berupa transkrip wawancara, transkrip diskusi kelompok, catatan pengamatan lapangan, diary peneliti, catatan hal-hal penting dari lapangan, penjelasan dari catatan penelitian, memo maupun rekaman video dan foto kegiatan.


b.      Membuat kategori
Dalam membuat kategori, pola pikir dari penarikan kesimpulan khusus ke umum (penalaran induktif yaitu mengacu pada temuan di lapangan untuk dianalisis dengan teori yang ada). Peneliti memilah data-data yang memiliki kesamaan. Kategori semacam ini dapat dimuat dalam tabel ataupun grafik agar memudahkan peneliti dalam memprosesnya. Jadi dalam hal ini, sebelumnya peneliti telah mengira hipotesis sementara sebagai jawaban penelitiannya meskipun tidak ditekstualisasikan seperti dalam penelitian kuantitatif. Kemudian data yang telah dikategorisasikan diolah dengan cara perluasan informasi, sintesisasi atau mengaitkan satu kategori dengan kategori yang lain, maupun mereduksi data agar ditemukan rumusan kesimpulan. Kesimpulan ini sebaiknya sesuai dengan jawaban dari tujuan penelitian/fokus masalahnya.
c.       Mereduksi data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan (Emzir, 2011: 130). Dalam kegiatan mereduksi data setelah dikategorikan, peneliti melakukan intepretasi, pemaknaan, pengurangan data yang tak diperlukan atau penambahan data jika dibutuhkan demi kesempurnaan. Tujuan dari intepretasi data adalah agar peneliti mampu memunculkan teori baru berdasarkan pengetahuan dan temuan, serta dengan redaksi bahasanya sendiri. Menurut Maslikhah (2013: 322), interpretasi berusaha membaca dari data kebudayaan dan fenomena, konsepsi filosofis (hakikat manusia, alam, dan Tuhan, yang menjiwai kehidupan dengan inspirasinya).
.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis kualitatif adalah proses membaca seluruh data, editing berupa tata tulis dan konversi bahasa, kategorisasi atau pengklasifikasian, membaca kepustakaan yang ada/penelitian yang ada sebelumnya sebagai rujukan pembanding dan meaning/intepretasi data yaitu dengan menghubungkan, komparasi ataupun deskripsi data sesuai fokus dan jenis penelitian yang akan dituju. Menurut Patton (2006: 279), teknik yang digunakan sebagai uji kepercayaan/pengecekan keabsahan data salah satunya adalah dengan strategi teknik triangulasi yaitu selain peneliti mengkaji dan mewawancarai narasumber, peneliti dapat mengecek keabsahannya dengan mengadakan konfirmasi melalui mewawancarai orang lain atau membandingkan dengan hasil penelitian orang lain sehingga ditemukan bahan simpulan yang lebih akurat, aktual dan akuntabel. Apakah benar data yang telah dikumpulkan sesuai dengan fokus masalah atau bukan atau dikenal dengan proses verifikasi data. Verifikasi data adalah penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk menguji kebenaran data, kekokohannya dan kecocokannya yang pada akhirnya disebut validitas (Miles dan Huberman. 1992: 19).
Dalam hal wawancara, kutipan wawancara jika hendak dimasukkan ke bab 3 dan 4, maka harus mencantumkan catatan lapangan dan rujukan verbatin wawancaranya berupa tabel yang terkandung di dalamnya nama subyek, hari-tanggal dan tempat wawancara, tujuan wawancara (untuk menjawab rumusan masalah yang mana). Sajian datanya dapat dibentuk tabel pula dengan diberi kode atas jawaban yang mewakili variabel sesuai tema dan rumusan masalah. Hal ini juga berlaku untuk kajian literatur.
Selain 3 proses di atas, peneliti juga melakukan konseptualisasi antara teori dengan praktek sebagai bahan simpulan (berdasarkan validitas data). Sehingga dapat diketahui persamaan ataupun perbedaannya. Bahan simpulan yang berupa generalisasi ini dapat memperluas teori dasar.Kesimpulan yang didapatkan oleh peneliti merupakan jawaban dari rumusan problem penelitian. Dia dapat berupa pendalaman dari pertanyaan, bahan investigasi lebih lanjut atau dapat disebut sebagai bahan rujukan kajian untuk riset selanjutnya. Baik dia yang meneliti ataupun dikembangkan oleh orang lain.
2.      Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif lebih menggunakan data-data berupa angka yang mengoperasionalkan rumus-rumus statistika sesuai jenis dan sifat penelitian yang sedang diangkat. Baik itu penelitian sebab-akibat ataupun penelitian kecenderungan. Analisis data secara statistik memiliki keuntungan yaitu memungkinkan untuk mendeskripsikan sesuatu secara eksak, memberikan rangkuman dengan lebih ringkas, dapat menarik kesimpulan umum dan memungkinkan untuk meramal (Hasan, 2006:30). Pilihan statistik dapat berupa deskriptif maupun inferensial. Statisik deskriptif selalu melihat aspek mean, varian data atau modus data dalam penelitian yaitu dengan menyajikannya dengan grafik maupun tabel agar mudah dimengerti oleh pembaca. Variabel penelitiannya dapat berjumlah satu maupun lebih, asal sesuai dengan tujuannya yaitu  bersifat deskripsi.
Statistik deskriptif lebih memberikan gambaran keterangan mengenai suatu data atau fenomena. Contoh: sekurang-kurangnya 10% dari semua kebakaran di sebuah kota tertentu yang dilaporkan tahun lalu diakibatkan oleh tindakan-tindakan sengaja yang tidak bertanggung jawab. Jadi penarikan kesimpulan pada statistik ini hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada (Hasan, 2006:2).
Sementara statistic inferensial bertujuan untuk menguji hipotesis maupun sebagai prediksi masa depan. Sementara menurut Yunus (2010:349) statistic inferensial bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dari apa yang sudah diketahui (data empiris). Sehingga angka-angka memang merupakan suatu keharusan dan rumus statistik yang digunakan sebagai alat untuk menganalisis. Contoh pernyataan dalam cakupan statistik ini adalah: akibat pembunuhan produksi minyak oleh negara-negara penghasil minyak dunia, diramalkan harga minyak akan menjadi dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang.
Menurut Yunus (2010:315-317), Biasanya, data yang diperoleh bersifat dapat diukur dalam skala nilai yang meliputi skala nominal/pemberian kode untuk menunjukkan variabel seperti jenis kelamin, status perkawinan, jenis mata pencaharian, daerah asal, kewarganegaraan, bahasa yang digunakan, dan lain-lain. Pemberian kode ini tidak mempunyai makna kuantum (nilai). Jadi hanya pemberian kode biasa saja, sebagai pembeda. Selain itu juga skala ordinal yaitu mencerminkan klasifikasi dengan derajat suatu objek agar mudah untuk dipahami, seperti perankingan jumlah penduduk, jumlah profesi tertentu. Ada pula skala interval yaitu menunjukkan perbedaan antara masing-masing objek berdasarkan interval  (jarak) tertentu.
Langkah-langkah yang harus dilalui oleh seorang peneliti kuantitatif adalah scoring yaitu pemberian nomer pada setiap jawaban di angket sebagai bobot alternatif jawaban misalnya: Selalu: 3, Belum tentu: 2, tidak: 1. Tahap codeing adalah langkah setelah scoring, yaitu pengklasifikasian variabel yang digunakan (setiap variabel dipisah dalam klasifikasi tertentu atau tidak dijadikan satu) yang kemudian dimasukkan dalam tabel data. Tabulasi yaitu pembuatan tabel data yang menggunakan format sesuai klasifikasi yang telah dibuat, deskripsi dan uji statistik. Dalam deskripsi data, peneliti dapat mencari mean, median dan modus data yang dapat dijadikan sebagai bahan analisis. Dalam uji statistik, peneliti memilih rumus mana yang tepat untuk digunakan dalam analisis data agar ditemukan kesesuaian antara jawaban berdasarkan statistik dengan jawaban berdasarkan hipotesis sementara. Sehingga, dengan kesesuaian tersebut, akan memunculkan sebuah kesimpulan penelitian (berdasarkan realibilitas data). Baik itu sesuai, maupun tidak sesuai. Rumus yang digunakan dapat berupa statistik korelasi, statistik perbandingan maupun statistik deskriptif. Rumus ini dipilih sesuai dengan jenis penelitian dan tujuan diadakannya penelitian. Rumus dapat berupa korelasi (hubungan antara variabel-variabel), perbandingan (mencari persamaan dan perbedaan) dan deskriptif.
Penggunaan rumus juga memperhatikan jenis data yang digunakan. Apakah dia berbentuk data nominal (tidak berjenjang/berjarak), data ordinal (data berjenjang), atau data interval (data berjarak). Data nominal misalnya kategorisasi jenis kelamin, 1. Laki-laki, 2. Perempuan. Data ordinal disajikan dalam urutan bertingkat: 1, 2, 3, 4, 5. Data interval misalnya mengukur respon siswa pada gaya mengajar guru. Suka hingga tidak suka diangkakan dari 1 hingga 5, dan seterusnya (Musfiqon, 2012:172).
Menurut Hasan (2006:66), Statistika korelasi berganda untuk tiga variabel dapat menggunakan rumus koefisien korelasi linear berganda tiga variabel.
yaitu Ry1.2 = √1-[(1-r²y1)(1-r²y2.1) dengan koefisien penentu berganda (KPB) = R²y1.2x100%
Sementara untuk dua variabel, dapat menggunakan rumus chi kuadrat (x²) sebagai berikut:
X²= ∑ (f◦ - fh)
                fh
 f◦ adalah data real, fh adalah peluang observasi. Jika X² hitung ≥ X² tabel maka hipotesis nol (nihil secara observatif) ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel x dengan variabel y.
Untuk rumus penelitian dalam mencari pengaruh variabel x terhadap variabel y, dapat menggunakan rumus Standar Deviasi (SD).
SD= √[∑fx² - (∑fx)²]
            N       N²
Setelah itu dihitung t, baik dengan tabel (dengan ∂ 0,05) maupun dengan manual
(dengan syarat t hitung < t tabel, maka hipotesis nol diterima atau ditafsirkan sebagai variabel x dapat mempengaruhi variabel y).
 t =[Xa –Xb]
   √SDa²+SDb²
     Na      Nb
Untuk kasus penelitian perbandingan, misalnya perbandingan antara nilai pretest dengan posttest, atau sebuah perusahan ingin mengukur peningkatan prestasi kerja karyawan di perusahaan setelah diberi insentif, dapat menggunakan analisis komparatif dua sampel berkorelasi untuk data ordinal, yakni dengan uji tanda (sign test dengan taraf nyata 5 %) dan uji Wilcoxon Matched Pairs dengan memperhatikan tanda positif dan negatif serta memperlihatkan beda dalam menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari sampel (Hasan, 2006:120). Sementara untuk analisis deskriptif, jika jenis datanya nominal, maka menggunakan teknik test binomial atau chi kuadrat; untuk jenis data ordinal menggunakan run test: yaitu penguji mengukur kerandoman populasi yang berdasarkan hasil pengamatan melalui data sampel. Misal untuk kasus penggunaan alat baru pada sebuah perusahaan. Kemudian sampel 1 hingga 20 diwawancarai tentang persetujuan penggunaan alat tersebut. Hipotesis yang dibangun adalah data diambil secara acak atau tidak; untuk jenis data interval menggunakan t-test (Hasan, 2006:185).
Untuk penelitian dalam kepentingan survey, kita dapat mencari mean, median dan modusnya dengan menggunakan ketentuan sajian data dapat disajikan dalam bentuk histogram (diagram batang), poligon (diagram garis) dan ogive (dengan menggunakan frekuensi komulatif, jika frekuensi komulatif =0, maka digambar lurus mendatar). Rumus yang digunakan adalah statistika dasar dalam matematika (mean, median dan modus data) untuk mendeskripsikan suatu data. Misalnya kita ingin mengetahui rata-rata profesi calon mahasiswa pascasarjana IAIN Salatiga, prosentase mahasiswa yang melanjutkan studi pascasarjana-kebanyakan masuk di program x, dan seterusnya.
Jika peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif sekaligus kuantitatif, maka teknik itu disebut dengan mix method. Contohnya pada kasus pengaruh pemberian reward terhadap prestasi anak. Setelah dilihat melalui observasi, kemudian dievaluasi, lalu dicari alasan mengapa dia naik/turun prestasinya.

.





BAB III
Kesimpulan
1.      Analisis data kualitatif dengan teknik interpretasi bertujuan untuk menemukan teori baru ataupun sebagai dasar pijakan untuk penelitian selanjutnya. Sementara analisis data kuantitatif bertujuan untuk menemukan hubungan antara variabel X dengan Y dan Z, pengaruh antara variabel X dengan Y dan Z, mendeskripsikan data atau melakukan survey tertentu.  
2.      Yang harus diperhatikan dalam analisis data (baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif adalah jenis data yang digunakan, validitas dan reabilitas data, dan rumus statistika yang digunakan jika itu berupa penelitian kuantitatif.
3.      Cara yang digunakan dalam analisis data:
a.        Dalam penelitian kualitatif adalah sajian data, kategorisasi, pengecekan keabsahan data dan reduksi data lalu disimpulkan berdasarkan temuan yang telah valid.
b.      Dalam penelitian kuantitatif adalah scoring, codeing, tabulasi, uji statistik dan penarikan kesimpulan berdasarkan temuan yang bersifat konstan.






Daftar Pustaka
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Trustmedia Publishing.
Moeloeng, Lexy J. M.A Prof. Dr. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Musfiqon, H.M. Dr M,Pd. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Patton, Michael Quinn. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan oleh Drs. Budi Puspo Priyadi, M.Hum. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yunus, Prof. Dr. H. Hadi Sabari, M.A;DRS. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar