BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Masalah
Dalam membuat penelitian terdapat tahap-tahap yang harus dilalui.
Seperti: merumuskan masalah, merumuskan tujuan penelitian, memilih jenis
penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, sistematika penulisan
penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian. Hal-hal tersebut adalah
langkah-langkah yang bertujuan agar dapat diakui sebagai hasil penelitian dan
dapat menjadi rujukan bagi penelitian yang baru.
Sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa strata dua, diharapkan dapat
menghasilkan riset yang berbobot dan layak dipublikasikan di jurnal ilmiah.
Baik yang sudah terakreditasi maupun belum, baik yang berskala nasional maupun
internasional. Menurut Maslikhah (2013: 47), Seorang mahasiswa S2 juga harus
mampu membuat thesis yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan skripsi,
mengungkapkan teori baru dengan menguji satu atau lebih hipotesis untuk
mendapatkan gelar magister. Maka untuk mengkaitkan antara hipotesis dengan
temuan data dan teori, sangat diperlukan pemahaman yang baik mengenai salah
satu tahap penelitian yaitu analisis data. Dalam makalah ini, akan dipaparkan
secara urut apa saja yang menjadi bagian dari analisis data dan bagaimana
kiat-kiat membuat analisis data yang ilmiah dan dapat diterima sebagai hasil
penelitian.
II.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja rincian yang terdapat pada tahap analisis data?
2.
Bagaimana
cara membuat analisis data yang tepat dan baik pada sebuah penelitian?
III.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk
mengetahui dan mengkaji secara mendalam mengenai hal-hal yang yang harus
diperhatikan terkait pada analisis data pada suatu penelitian.
2.
Untuk
mengetahui dan mengkaji secara mendalam proses analisis data pada sebuah riset
penelitian.
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian dan Maksud Analisis Data Penelitian
Tahapan akhir dari sebuah penelitian
baik dalam bentuk jurnal, skripsi maupun tesis adalah analisis data. Analisis
data adalah
kegiatan pengolahan data untuk mengklopkan antara rumusan masalah
dengan hipotesis atau untuk menemukan kesimpulan yang memuat temuan baru baik
berupa alasan maupun teori.
Menurut Musfiqon (2012: 149),
Kegiatan ini dilaksanakan setelah data-data penelitian terkumpul dan direduksi
oleh peneliti sesuai rumusan/fokus masalah yang diteliti. Dalam tahapan
penelitian kuantitatif, analisis data disajikan dalam bentuk kuantitatif dan
ditabulasikan. Biasanya penulis menemukan fakta bahwa penelitian kuantitatif
lebih menggunakan model-model statistika daripada mencocokkan teori dengan
kenyataan. Sementara pada penelitian kualitatif, justru harus memahami jenis
data terlebih dahulu. Sebab, dengan memilah jenis data dan menentukannya, akan
diperoleh cara analisis yang berbeda pula untuk diterapkan dalam mengolah data
tersebut.
Berikut akan saya cantumkan beberapa
jenis data penelitian yang biasa digunakan:
1.
Data
bentuk teks
Data
dalam bentuk ini memuat fakta berupa teks, seperti dokumen, pengumuman, surat,
spanduk, buku, surat kabar, hasil belajar dan sebagainya. Dalam bentuk teks,
ada pesan khusus yang dapat menjadi bahan analisis masalah penelitian.
2.
Data
bentuk gambar
Gambar dapat menjadi bukti atas fakta untuk kepentingan ilmiah.
Dapat berupa foto, gambar, animasi, lukisan, dan lain-lain. Jika fokus
masalahnya adalah konteks pendidikan, maka dapat menyertakan foto kegiatan,
foto dinamika sekolah, struktur organisasi sekolah, rencana keuangan dan data
siswa, dan sebagainya.
3.
Data
bentuk suara
Suara merupakan hasil rekaman berupa pemikiran, tanggapan, kritik
dan nasehat. Data suara ini dapat direkam dalam sebuah kaset, disk yang
dapat menyimpan data dari informan/narasumber. Data suara didapatkan dari hasil
wawancara saat pengambilan data penelitian.
4.
Data
bentuk kombinasi
Sesuai dengan bentuknya, data kombinasi bisa berupa suara, teks,
gambar ataupun gabungan dari ketiganya. Data dalam bentuk kombinasi dapat
disimpan dalam bentuk video, film atau sejenisnya.
Seperti yang telah kita ketahui di perkuliahan S1, data dapat kita
sebut sebagai data primer dan data sekunder. Data dapat pula bersifat
kuantitatif dan kualitatif jika berupa non-angka. Kesesuaian antara jenis data
dengan teknik analisis data dapat mempengaruhi hasil penelitian. Maka sangatlah
perlu kita memahami jenis, macam, sifat data dan teknik analisis yang kita
gunakan dalam sebuah penelitian.
B.
Ragam dan Tahapan Analisis Data
Dalam sebuah penelitian, kita tentu
mengenal ragam analisis data yakni analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif.
1.
Analisis
Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis
yang mendasarkan pada kemampuan
otak/pikiran dari peneliti, bukan pada rumus-rumus yang bersifat statistik.
Dalam analisis kualitatif, kemampuan untuk mensinergikan kesesuaian antara
data-data secara sistematis (memilih mana yang penting dan memutuskan mana yang
akan diceritakan kepada orang lain) sangat menentukan proses analisis dan
penarikan kesimpulan suatu penelitian. Maka untuk memahami cara menganalisis
secara kualitatif, diperlukan langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebagai
berikut:
a.
Mengorganisasi
data
Organisasi data dilakukan agar kita memahami rincian data dan ia termasuk
jenis data apa. Apakah berupa kata, kalimat; gambar; atau suasana. Menurut
Moeloeng (2011:251), Peneliti juga dapat melakukan pengkodean untuk sumber,
jenis resposden, dan cara pengumpulan data. Contoh untuk jenis responden
GSD=Guru SD, PSMP=Pengawas Guru SMP, dan sebagainya. Contoh untuk cara
pengumpulan data misalnya W=Wawancara, P=Pengamatan, DR=Dokumen Resmi,
DP=Dokumen Pribadi, dan sebagainya. Dengan begitu, selanjutnya kita akan mudah
untuk membuat kategori data.
Kegiatan ini disebut juga menyajikan data terfokus. Jangan sampai
data yang kita gunakan justru menyimpang dari topik pembahasan. Data yang
tersaji, dapat berupa transkrip wawancara, transkrip diskusi kelompok, catatan
pengamatan lapangan, diary peneliti, catatan hal-hal penting dari lapangan,
penjelasan dari catatan penelitian, memo maupun rekaman video dan foto kegiatan.
b.
Membuat
kategori
Dalam membuat kategori, pola pikir dari penarikan kesimpulan khusus
ke umum (penalaran induktif yaitu mengacu pada temuan di lapangan untuk
dianalisis dengan teori yang ada). Peneliti memilah data-data yang memiliki
kesamaan. Kategori semacam ini dapat dimuat dalam tabel ataupun grafik agar
memudahkan peneliti dalam memprosesnya. Jadi dalam hal ini, sebelumnya peneliti
telah mengira hipotesis sementara sebagai jawaban penelitiannya meskipun tidak
ditekstualisasikan seperti dalam penelitian kuantitatif. Kemudian data yang
telah dikategorisasikan diolah dengan cara perluasan informasi, sintesisasi
atau mengaitkan satu kategori dengan kategori yang lain, maupun mereduksi data
agar ditemukan rumusan kesimpulan. Kesimpulan ini sebaiknya sesuai dengan
jawaban dari tujuan penelitian/fokus masalahnya.
c.
Mereduksi
data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,
memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana
kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan (Emzir, 2011: 130). Dalam
kegiatan mereduksi data setelah dikategorikan, peneliti melakukan intepretasi,
pemaknaan, pengurangan data yang tak diperlukan atau penambahan data jika
dibutuhkan demi kesempurnaan. Tujuan dari intepretasi data adalah agar peneliti
mampu memunculkan teori baru berdasarkan pengetahuan dan temuan, serta dengan
redaksi bahasanya sendiri. Menurut Maslikhah (2013: 322), interpretasi berusaha
membaca dari data kebudayaan dan fenomena, konsepsi filosofis (hakikat manusia,
alam, dan Tuhan, yang menjiwai kehidupan dengan inspirasinya).
.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis kualitatif
adalah proses membaca seluruh data, editing berupa tata tulis dan
konversi bahasa, kategorisasi atau pengklasifikasian, membaca kepustakaan yang
ada/penelitian yang ada sebelumnya sebagai rujukan pembanding dan meaning/intepretasi
data yaitu dengan menghubungkan, komparasi ataupun deskripsi data sesuai fokus
dan jenis penelitian yang akan dituju. Menurut Patton (2006: 279), teknik yang
digunakan sebagai uji kepercayaan/pengecekan keabsahan data salah satunya
adalah dengan strategi teknik triangulasi yaitu selain peneliti mengkaji dan
mewawancarai narasumber, peneliti dapat mengecek keabsahannya dengan mengadakan
konfirmasi melalui mewawancarai orang lain atau membandingkan dengan hasil
penelitian orang lain sehingga ditemukan bahan simpulan yang lebih akurat, aktual
dan akuntabel. Apakah benar data yang telah dikumpulkan sesuai dengan fokus
masalah atau bukan atau dikenal dengan proses verifikasi data. Verifikasi data
adalah penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk menguji kebenaran data,
kekokohannya dan kecocokannya yang pada akhirnya disebut validitas (Miles dan
Huberman. 1992: 19).
Dalam hal wawancara, kutipan wawancara jika hendak dimasukkan ke
bab 3 dan 4, maka harus mencantumkan catatan lapangan dan rujukan verbatin
wawancaranya berupa tabel yang terkandung di dalamnya nama subyek, hari-tanggal
dan tempat wawancara, tujuan wawancara (untuk menjawab rumusan masalah yang
mana). Sajian datanya dapat dibentuk tabel pula dengan diberi kode atas jawaban
yang mewakili variabel sesuai tema dan rumusan masalah. Hal ini juga berlaku
untuk kajian literatur.
Selain 3 proses di atas, peneliti juga melakukan konseptualisasi
antara teori dengan praktek sebagai bahan simpulan (berdasarkan validitas data).
Sehingga dapat diketahui persamaan ataupun perbedaannya. Bahan simpulan yang
berupa generalisasi ini dapat memperluas teori dasar.Kesimpulan yang didapatkan
oleh peneliti merupakan jawaban dari rumusan problem penelitian. Dia dapat
berupa pendalaman dari pertanyaan, bahan investigasi lebih lanjut atau dapat
disebut sebagai bahan rujukan kajian untuk riset selanjutnya. Baik dia yang
meneliti ataupun dikembangkan oleh orang lain.
2.
Analisis
Kuantitatif
Analisis kuantitatif lebih menggunakan data-data berupa angka yang
mengoperasionalkan rumus-rumus statistika sesuai jenis dan sifat penelitian
yang sedang diangkat. Baik itu penelitian sebab-akibat ataupun penelitian
kecenderungan. Analisis data secara statistik memiliki keuntungan yaitu
memungkinkan untuk mendeskripsikan sesuatu secara eksak, memberikan rangkuman
dengan lebih ringkas, dapat menarik kesimpulan umum dan memungkinkan untuk
meramal (Hasan, 2006:30). Pilihan statistik dapat berupa deskriptif maupun
inferensial. Statisik deskriptif selalu melihat aspek mean, varian data
atau modus data dalam penelitian yaitu dengan menyajikannya dengan grafik
maupun tabel agar mudah dimengerti oleh pembaca. Variabel penelitiannya dapat
berjumlah satu maupun lebih, asal sesuai dengan tujuannya yaitu bersifat deskripsi.
Statistik deskriptif lebih memberikan gambaran keterangan mengenai
suatu data atau fenomena. Contoh: sekurang-kurangnya 10% dari semua kebakaran
di sebuah kota tertentu yang dilaporkan tahun lalu diakibatkan oleh
tindakan-tindakan sengaja yang tidak bertanggung jawab. Jadi penarikan
kesimpulan pada statistik ini hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada
(Hasan, 2006:2).
Sementara statistic inferensial bertujuan untuk menguji
hipotesis maupun sebagai prediksi masa depan. Sementara menurut Yunus (2010:349)
statistic inferensial bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu yang belum
diketahui dari apa yang sudah diketahui (data empiris). Sehingga angka-angka
memang merupakan suatu keharusan dan rumus statistik yang digunakan sebagai
alat untuk menganalisis. Contoh pernyataan dalam cakupan statistik ini adalah:
akibat pembunuhan produksi minyak oleh negara-negara penghasil minyak dunia,
diramalkan harga minyak akan menjadi dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang.
Menurut Yunus (2010:315-317), Biasanya, data yang diperoleh bersifat
dapat diukur dalam skala nilai yang meliputi skala nominal/pemberian kode untuk
menunjukkan variabel seperti jenis kelamin, status perkawinan, jenis mata
pencaharian, daerah asal, kewarganegaraan, bahasa yang digunakan, dan
lain-lain. Pemberian kode ini tidak mempunyai makna kuantum (nilai). Jadi hanya
pemberian kode biasa saja, sebagai pembeda. Selain itu juga skala ordinal yaitu
mencerminkan klasifikasi dengan derajat suatu objek agar mudah untuk dipahami,
seperti perankingan jumlah penduduk, jumlah profesi tertentu. Ada pula skala
interval yaitu menunjukkan perbedaan antara masing-masing objek berdasarkan
interval (jarak) tertentu.
Langkah-langkah yang harus dilalui oleh seorang peneliti
kuantitatif adalah scoring yaitu pemberian nomer pada setiap jawaban di
angket sebagai bobot alternatif jawaban misalnya: Selalu: 3, Belum tentu: 2,
tidak: 1. Tahap codeing adalah langkah setelah scoring, yaitu
pengklasifikasian variabel yang digunakan (setiap variabel dipisah dalam
klasifikasi tertentu atau tidak dijadikan satu) yang kemudian dimasukkan dalam
tabel data. Tabulasi yaitu pembuatan tabel data yang menggunakan format sesuai
klasifikasi yang telah dibuat, deskripsi dan uji statistik. Dalam deskripsi
data, peneliti dapat mencari mean, median dan modus data yang dapat
dijadikan sebagai bahan analisis. Dalam uji statistik, peneliti memilih rumus
mana yang tepat untuk digunakan dalam analisis data agar ditemukan kesesuaian
antara jawaban berdasarkan statistik dengan jawaban berdasarkan hipotesis
sementara. Sehingga, dengan kesesuaian tersebut, akan memunculkan sebuah
kesimpulan penelitian (berdasarkan realibilitas data). Baik itu sesuai, maupun
tidak sesuai. Rumus yang digunakan dapat berupa statistik korelasi, statistik
perbandingan maupun statistik deskriptif. Rumus ini dipilih sesuai dengan jenis
penelitian dan tujuan diadakannya penelitian. Rumus dapat berupa korelasi
(hubungan antara variabel-variabel), perbandingan (mencari persamaan dan
perbedaan) dan deskriptif.
Penggunaan rumus juga memperhatikan jenis data yang digunakan.
Apakah dia berbentuk data nominal (tidak berjenjang/berjarak), data ordinal
(data berjenjang), atau data interval (data berjarak). Data nominal misalnya
kategorisasi jenis kelamin, 1. Laki-laki, 2. Perempuan. Data ordinal disajikan dalam
urutan bertingkat: 1, 2, 3, 4, 5. Data interval misalnya mengukur respon siswa
pada gaya mengajar guru. Suka hingga tidak suka diangkakan dari 1 hingga 5, dan
seterusnya (Musfiqon, 2012:172).
Menurut Hasan (2006:66), Statistika korelasi berganda untuk tiga
variabel dapat menggunakan rumus koefisien korelasi linear berganda tiga
variabel.
yaitu Ry1.2 = √1-[(1-r²y1)(1-r²y2.1) dengan koefisien penentu
berganda (KPB) = R²y1.2x100%
Sementara untuk dua variabel, dapat menggunakan rumus chi kuadrat
(x²) sebagai berikut:
X²= ∑ (f◦ - fh)
fh
f◦ adalah data real, fh adalah peluang
observasi. Jika X² hitung ≥ X² tabel maka hipotesis nol (nihil secara
observatif) ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel x
dengan variabel y.
Untuk rumus penelitian dalam mencari pengaruh variabel x terhadap
variabel y, dapat menggunakan rumus Standar Deviasi (SD).
SD=
√[∑fx² - (∑fx)²]
N N²
Setelah
itu dihitung t, baik dengan tabel (dengan ∂ 0,05) maupun dengan manual
(dengan
syarat t hitung < t tabel, maka hipotesis nol diterima atau ditafsirkan
sebagai variabel x dapat mempengaruhi variabel y).
t =[Xa –Xb]
√SDa²+SDb²
Na
Nb
Untuk kasus penelitian perbandingan, misalnya perbandingan antara
nilai pretest dengan posttest, atau sebuah perusahan ingin
mengukur peningkatan prestasi kerja karyawan di perusahaan setelah diberi
insentif, dapat menggunakan analisis komparatif dua sampel berkorelasi untuk
data ordinal, yakni dengan uji tanda (sign test dengan taraf nyata 5 %)
dan uji Wilcoxon Matched Pairs dengan memperhatikan tanda positif dan negatif
serta memperlihatkan beda dalam menentukan apakah ada perbedaan nyata antara
data pasangan yang diambil dari sampel (Hasan, 2006:120). Sementara untuk
analisis deskriptif, jika jenis datanya nominal, maka menggunakan teknik test
binomial atau chi kuadrat; untuk jenis data ordinal menggunakan run test: yaitu
penguji mengukur kerandoman populasi yang berdasarkan hasil pengamatan melalui
data sampel. Misal untuk kasus penggunaan alat baru pada sebuah perusahaan.
Kemudian sampel 1 hingga 20 diwawancarai tentang persetujuan penggunaan alat
tersebut. Hipotesis yang dibangun adalah data diambil secara acak atau tidak;
untuk jenis data interval menggunakan t-test (Hasan, 2006:185).
Untuk penelitian dalam kepentingan survey, kita dapat mencari mean,
median dan modusnya dengan menggunakan ketentuan sajian data dapat disajikan
dalam bentuk histogram (diagram batang), poligon (diagram garis) dan ogive
(dengan menggunakan frekuensi komulatif, jika frekuensi komulatif =0, maka
digambar lurus mendatar). Rumus yang digunakan adalah statistika dasar dalam
matematika (mean, median dan modus data) untuk mendeskripsikan suatu data.
Misalnya kita ingin mengetahui rata-rata profesi calon mahasiswa pascasarjana
IAIN Salatiga, prosentase mahasiswa yang melanjutkan studi
pascasarjana-kebanyakan masuk di program x, dan seterusnya.
Jika peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif sekaligus
kuantitatif, maka teknik itu disebut dengan mix method. Contohnya pada
kasus pengaruh pemberian reward terhadap prestasi anak. Setelah dilihat melalui
observasi, kemudian dievaluasi, lalu dicari alasan mengapa dia naik/turun
prestasinya.
.
BAB III
Kesimpulan
1.
Analisis
data kualitatif dengan teknik interpretasi bertujuan untuk menemukan teori baru
ataupun sebagai dasar pijakan untuk penelitian selanjutnya. Sementara analisis
data kuantitatif bertujuan untuk menemukan hubungan antara variabel X dengan Y
dan Z, pengaruh antara variabel X dengan Y dan Z, mendeskripsikan data atau
melakukan survey tertentu.
2.
Yang
harus diperhatikan dalam analisis data (baik dalam penelitian kualitatif maupun
kuantitatif adalah jenis data yang digunakan, validitas dan reabilitas data,
dan rumus statistika yang digunakan jika itu berupa penelitian kuantitatif.
3.
Cara
yang digunakan dalam analisis data:
a.
Dalam penelitian kualitatif adalah sajian
data, kategorisasi, pengecekan keabsahan data dan reduksi data lalu disimpulkan
berdasarkan temuan yang telah valid.
b.
Dalam
penelitian kuantitatif adalah scoring, codeing, tabulasi, uji statistik
dan penarikan kesimpulan berdasarkan temuan yang bersifat konstan.
Daftar Pustaka
Emzir. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Hasan, Iqbal.
2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Maslikhah.
2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.
Yogyakarta: Trustmedia Publishing.
Moeloeng, Lexy
J. M.A Prof. Dr. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Musfiqon, H.M.
Dr M,Pd. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Patton, Michael
Quinn. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan oleh Drs. Budi Puspo
Priyadi, M.Hum. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yunus, Prof.
Dr. H. Hadi Sabari, M.A;DRS. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah
Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar