Jumat, 21 November 2014

BBM atau konversi?

BUAT APA DEMO TUNTUT KENAIKAN BBM?
Ma’had Al-Islaah, Tingkir Salatiga. 20 Nopember 2014 pukul 13.53 WIB. Semester 7.
Berbondong-bondong wajah-wajah mahasiswa baru diarak oleh seniornya yang berafiliasi dalam sebuah organisasi ekstra menuju Kota Salatiga. Agendanya hanya untuk menuntut kenaikan harga BBM.  Dari dulu memang seperti itu. Sejak pemerintahan SBY, juga mengadakan tetapi banyak.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh kita mahasiswa? Kita adalah agent of change/agen perubahan masyarakat Seharusnya kita lebih mengandalkan otak/akal kita daripada otot/okol. Kita bisa mengandalkan advokasi yang sudah diajarkan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Syari’ah dulu. Atau minimal kita bisa mengirim surat kepada Presiden agar memberi
solusi alternatif/ mendukung inovasi anak negeri dalam rangka konversi energi.
Nah, yang paling marak mengadakan demo biasanya anak-anak dari Kampus Jogja. Padahal mereka banyak yang ahli mekanik, tambang, dan ahli teknik. Seharusnya bisa memulai inovasi tersebut. Mobil listrik, atau sepeda onthel tenaga kincir misalkan. Sehingga kita tidak tercekik oleh harga minyak yang dikonsep oleh Amerika. Nah setiap tahun pasti akan naik kan harganya? Kenapa tidak berani mengkonversi energi agar kita tidak terjajah oleh harga BBM dunia?
Untuk pemerintah, penulis berharap agar pemerintah mendukung upaya mahasiswa dalam kreasi dan inovasi energi dalam pemanfaatan mesin bertenaga selain BBM. kenapa kalian tidak berani memulai? Mari kita contoh Negara-negara maju dalam melestarikan bumi dengan hemat BBM dan konversi energi! Tinggalkan budaya bengak-bengok, bakar ban di tengah pasar  dan pecah kaca!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar