Kamis, 13 November 2014

Tawa dan Tangis, pilih yang mana?

“HIFDZUL LISAN”
Aula Kampus 2,  14 Nopember 2014 pukul 08.00 WIB Semester 7.
Hal yang menarik di dunia ini sehingga menjadi ramai adalah tingkah laku manusia itu sendiri. Betapa tidak! Manusia memiliki unsur bahagia dan sedih dalam hidupnya. Ketika bahagia mereka akan mengekspresikannya dengan tertawa. Tahukah kalian? Ada berbagai ragam dan makna dalam tertawa. Mulai dari yang pertama, tawa renyah. Tawa yang satu ini bermakna tunggal yakni ceria. Biasanya dilakukan oleh bayi hingga anak-anak usia 8 tahun. Kemudian ada tawa riuh. Tawa yang ini bermakna terkesan, bahagia, ramai mendadak. Dilakukan oleh remaja hingga dewasa di saat menonton olahraga yang mereka sukai. Yang ketiga ada tawa canda, yang bermakna menggoda. Sedikit-sedikit tetapi terkadang juga lama dan membuat kondisi tidak teratur dan ramai. Tawa bising. Tawa ini bermakna
ambigu karena sulit untuk ditafsirkan maknanya. Biasanya dilakukan oleh preman pasar dan anak-anak punk. Tawa indah. Tawa ini bermakna cinta yang tulus. Ini nih yang paling bagus karena dilakukan oleh para pecinta yang melankolis. Lalu yang terakhir dan yang paling berbahaya, tawa politis dan tawa sinis-sarkastis. Karena dua jenis tawa ini akan menyerang kePDan kita sehingga kita akan kehilangan motivasi dan akan melakukan apa yang dia (yang menertawakan kita) inginkan.
Lalu untuk bentuk tangis dan maknanya, ada beberapa disebutkan disini: Tangis spontan. Biasanya dilakukan oleh bayi atau anak-anak jika terluka. Lalu tangis sendu, dilakukan oleh para pemuda galau. Tangis satu ini bisa menjadi bulan-bulanan karena lamanya frekuensi tangis. Tangis haru, dilakukan oleh semua usia jika datang kebahagiaan mendadak dan tidak tertahankan. Yang terakhir ada Tangis mewek dan Tangis Tulus. Tangis mewek adalah tangis yang paling menjemukan. Karena dia akan mengiris-iris hati kita. Rasanya pengen nonjok tuh muka! Lalu untuk Tangis tulus, biasanya dilakukan oleh seseorang yang sedang kehiangan orang yang paling dicintai di dunia ini atau sedang dilanda bencana alam. Maka, saran saya selaku penulis adalah ramaikanlah dunia ini dengan tangis dan tawa namun bijaklah dengan kedua hal ini! Jaga lisanmu, maka kelak engkau akan selamat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar