CINTA ITU DILIHAT SECARA HAKIKI
Banyak orang melihat seseorang dari lahir saja. Baik itu untuk
pekerjaan, sekolah hingga hubungan cinta. Jika seseorang hendak melamar suatu
pekerjaan harus berpakaian sopan dengan kemeja blus putih lengan panjang dan
dasi hitam, Rok/celana bawah panjang berwarna gelap diutamakan putih, sepatu
pantofel disemir hitam, dan rambut disisir rapi. Senyuman dengan gigi putih
rajin. Jalan lengkak-lengkok khas pramugari dan berbahasa halus agar diterima
ketika tes interview. Padahal dalam hatinya penuh ambisi untuk meraih jabatan
tertinggi dalam perusahaan itu kelak ketika bekerja.
Ketika sekolahpun harus berseragam, rapi bersih. Baju dimasukkan di
celana/rok dan setelan rapi dengan sepatu dan ikat pinggang yang diatur
sedemikian rupa bahkan ada kredit poin jika melanggar. Hal ini dimaksudkan agar adanya keseragaman status
sosial. Padahal kemungkinan ada orang miskin yang tidak mampu membeli itu
semua.
Ketika melamar kekasihpun sama. Orang tua dari sang gadis akan
memandang anak siapa kita, punya pekerjaan atau tidak, orang kaya atau tidak.
Padahal dia memiliki
cinta yang murni untuk anak gadisnya. Ketika ada seseorang
menikahi wanita yang hamil tua, pasti ada saja orang yang berbisik, “Itu pasti
hamil di luar nikah. Sudah ditiduri dulu. Dasar bejat!” Padahal belum pasti
yang menghamili adalah sang mempelai pria. Bisa saja sang mempelai pria
menemukan sang wanita yang hendak bunuh diri karena sang ayah tidak mau
bertanggung jawab dan sang mempelai pria hendak menyelamatkan masa depan sang
bayi. Nah lo! Apa pernah terpikirkan sampai disitu?
Maka jangan lihat kertas pada coret-coretan di atas permukaannya
hingga lupa akan putihnya kertas. Jangan pernah tertarik pada buku dari
covernya saja sebelum membaca substansi. Jangan pernah menerima cinta dari
wajah yang tampan dan harta melimpah saja, barangkali yang wajahnya pas-pasan
dan bersahaja hidupnya memiliki cinta yang totalitas untuk kalian, wahai sang
bidadari.Lihatlah cinta dari hakikinya bukan dari dhahirnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar