Minggu, 24 April 2022

Wanita Sholihah, yang Dirindukan oleh Jannah, yang Seperti Apa?

 Tulisan ini saya tulis dengan harapan dan do'a: "Semoga wanita-wanita Muslimah di seluruh dunia dapat berusaha untuk meneladani Sayyidatina Fathimah ra atau wanita Tarim dalam kehidupan sehari-hari, Aamiin."

Sayyidah Fathimah ra adalah wanita yang disebutkan dalam hadits riwayat An-Nasa’i No 3231 dan Ahmad 251 yaitu paling menyenangkan saat dilihat oleh suami beliau, taat saat diperintah suami dan tidak membuat suami benci. Beliau lahir di hari Jum’at yang terang mulia, tidak pernah haidl karena berasal dari zat Rasulullah Saw yang makan buah pohon Tubba’ (lebih besar dari apel, lebih kecil dari delima, lebih lembut dari keju, lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu) dan minum mata air (lebih putih dari susu dan bercahaya dari lebih matahari) di syurga saat mi’raj (HR. Ibnu Abbas ra), belajar Al-Qur’an dan hikmah, perkataan beliau adalah ‘ibadah karena jujur dan melazimkan tasbih qoblan naum (tasbih dan tahmid 33 x, takbir 34 x, Laa ilaha illaLloh wahdaHu laa syarikalaH dst, ya Awwalal Awwalin ya Akhirol Akhirin ya Dzal Quwwatil Matin ya Rohimal Masakin ya Arhamar Rohimin), diamnya mirip dengan dengan Rasulullah Saw begitu pula dengan duduk dan cara berjalan beliau, amanah, ‘iffah, tawadlu’, shobar, bijaksana, lemah-lembut, penyayang, senang bershodaqoh (pernah bershodaqoh 3 karung gandum dan 2 karung kurma, dan hanya makan gandum basi tanpa mentega di hari ‘Idul Fitri saat anak-anak beliau masih balita), mendidik anak dengan baik sehingga Husayn ra memiliki gaya pidato yang serupa dengan Rasulullah Saw, berbaju hitam yang banyak tambalannya, bercadar/wajah beliau hanya dilihat oleh Rasulullah Saw dan Sayyidina ‘Ali ra, tidak ada laki-laki lain yang berani memandang wajah beliau di syurga, jasad beliau diterima langsung oleh Rosululloh Saw di liang lahat dan diciumi wajah beliau, tidak akan terbakar oleh api neraka karena pernah mengaduk bubur campuran (gandum, susu, dan daging) di atas panci dengan api menyala dengan jemari tangan beliau.

Sementara Wanita Tarim adalah keturunan beliau, meskipun hidup miskindan sederhana (pakaian jubah hitam dengan sarang laba-laba agar tampak kusam untuk sekali cuci-pakai-kering, makan 1 x 1 hari dengan kurma dan air) tetapi rajin bershodaqoh hingga kepada seekor keledai dan tetap tersenyum menampakkan rasa kenyang/selalu bersyukur karena kaya hati, dibesarkan di lingkungan ‘ulama’ (untuk belajar Al-Qur’an, Fiqh, ‘adab, akhlaq, dan tasawuf), mahar mudah, tidak pernah menyusahkan suami meskipun susu untuk anak atau beras habis, membuat kamar tidur wangi, berbicara santun, selalu tersenyum, saat marah (cukup ditulis di surat agar dijawab oleh suami lalu tidur atau menangis dengan duan lirih di depan suami atau dengan bermunajah pada Alloh Swt, mendidik anak sejak bayi dengan dzikir (memperbanyak sholawat dan istighfar 100 x pagi dan malam) bahkan saat memasak karena ingin bersama Rosululloh Saw di jannah, setiap malam membaca surat Thoha dan ba’da ashar surat Waqi’ah, dan hanya ke luar rumah (saat kanak-kanak, pindah ke rumah suami dan ke pasar khusus wanita dengan berbaju hitam bercadar untuk membeli baju atau keperluan wanita serta saat meninggal dunia dengan keranda ditutupi kain) karena memiliki rasa malu dan untuk meneladani Sayyidah Fathimah ra. 

Dengan melaksanakan sunnah-sunnah shohabah Fathimah Az-Zahro ra di atas, semoga para istri dapat diridloi oleh para suami, gadis remaja Muslimah menjadi semakin islamiy, generasi masa depan semakin robbaniy, dan per'adaban Islam akan semakin jaya kembali. Terimakasih, semoga bermanfa'at untuk kita semua dan bisa menjadi syafa'at di hari qiyamah kelak. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar