Jumat, 08 Mei 2015

cerpen q...

Dalam Dekapan Dakwah Ini, Aku Menangis….
Waktu itu langit begitu biru dengan paduan putihnya awan yang tebal bagaikan salju di Kanada. Bersih. Daun-daun berdzikir dan bertasbih memuji asma-Nya, tersenyum dan menari dalam kebahagiaan yang pasti. Jalan di Desa Udanwuh memang bersih setelah dipoles oleh warga setempat di hari minggu. Kerja bakti bersama tim KKN. Angin berhembus sepoi di tepian sawah membentang hingga di ujung timur desa. Aroma beras yang sudah berisi mengundang belalang untuk ikut dalam orchestra agung di samping rumah bercat kuning ini.
Aku sedang duduk memangku Firza yang hiperaktif ini. Dia adalah salah satu anaka didikku di TPA Tarbiyatul Banaat, tempat dimana aku dan teman-teman KKN mengabdi di desa ini. Sudah lima hari aku disini diterpa ujian berkali-kali. Mulai dari sulitnya mengkondisikan beberapa anak yang hiperaktif hingga kurang pedulinya warga akan kehadiran kami sebagai ustadz ustadzah dadakan di desa ini.
Tetapi itu tidak menjadi alasan bagiku untuk